Kamis, 10 Februari 2011

Wisata Hemat Ke Situ Gunung Dan Curug Sawer Sukabumi

Bila Anda merencanakan untuk berlibur ke daerah yang tenang, sejuk, dan sedikit mengeluarkan biaya. Situ Gunung dan Curug Sawer adalah salah satu pilihan yang tepat.

Terletak di kaki Gunung Pangrango, Kecamatan Kadu Dampit (lebih kurang 16 Km sebelah Barat laut kota Sukabumi) dan berada diketinggian 850 M dpl. Situ Gunung menjadi salah satu tempat favorit untuk melepas segala kepenatan hidup.

Solo Trip, Jakarta Situ Gunung
Hari Pertama
Berangkat Pada Tanggal 24 Desember 2011 tepat jam 9 Pagi dari kediaman saya di pinggiran Jakarta. Saya langsung menuju Pintu Tol Jatibening. Pertama-tama yang saya cari adalah bus yang akan mengantarkan saya ke Terminal Bekasi. Tidak menunggu lama, Bus yang saya tunggu datang.

Sampai di Bekasi sekitar pukul 11siang (teramat sangat ngaret karena adanya sebuah insiden di Jalan Tol :( ) saya langsung naik bus jurusan Sukabumi. Berdasarkan info yang saya dapatkan, ada 3 PO yang dapat mengantarkan Anda menuju Sukabumi.

Bus sendiri langsung berangkat setelah sekitar 15menit menunggu penumpang, menembus padatnya lalu lintas kota bekasi, berusaha keluar dari neraka kecil a.k.a kota yang panas dan sumpek.

Normalnya, Perjalanan Bekasi-Sukabumi dapat ditempuh dalam waktu 3Jam (menurut Kernet Bus yang saya naiki), namun rupanya kesabaran saya harus kembali di uji. Macet terus menjadi pengacau yang mengiringi perjalanan saya tersebut. Keluar dari Terminal, Menuju Tol Bekasi Timur,Antrian di Pintu Tol, Ciawi, semua ditemani oleh satu peristiwa menyebalkan yang bernama macet. Namun saya tetap bersyukur, macet hari itu tidak terlalu parah sehingga saya bisa sampai di Cisaat sekitar pukul 2Siang.

Setibanya di Polsek Cisaat, saya memutuskan tidak langsung menuju Situ Gunung karena badan yang terasa kurang fit. Sempat terpikir saya akan membatalkan perjalanan ini, tapi lokasi yang sudah dekat, membuat saya membuang jauh-jauh pikiran tersebut. Akhirnya saya berjalan kaki sekitar 200 Meter ke tempat Angkot Merah yang akan mengantar saya ke Pintu Gerbang Situ Gunung.

Karena di dekat pangkalan angkot tersebut ada sebuah Masjid, akhirnya saya memilih untuk menunaikan kewajiban sholat Zuhur dahulu. Badan saya sendiri semakin terasa tidak enak,sehingga selesai sholat, saya merebahkan tubuh saya di emperan masjid. Tertidur, dan terbangun saat azan sholat Ashar di kumandangkan.

Setelah sholat ashar, saya meminta izin kepada Bapak yang menjadi Imam di Masjid tersebut agar diperbolehkan menginap di Masjid tersebut, saya jelaskan saya akan menuju Situ Gunung namun kondisi saya malah menurun ketika dalam perjalanan. Alhamdulillah bapak tersebut mengizinkan saya untuk tidur di emperan Masjid.

Alhasil, hari pertama, saya lalui lebih banyak dengan tiduran di Masjid, sambil berbincang dengan beberapa orang jamaah yang sedang beristirahat.


Hari Kedua, 25 Januari 2011.
Selesai Sholat Subuh, saya berjalan-jalan ke pasar Cisaat, namun karena tidak ada sesuatu yang menarik yang dapat saya temukan, akhirnya saya memilih tidur kembali dan terbangun sekitar pukul 10Siang :D. saya langsung berkemas, dan berpamitan ke Bapak yang telah mengizinkan saya untuk tidur di serambi masjid tersebut.

Masuk ke Yomart dan membeli makanan kecil yang saya perkirakan akan saya butuhkan untuk mengganjal perut setibanya saya di lokasi situ gunung.

Pukul 11 pas, saya naik angkot merah yang mangkal di depan Masjid, dan tidak lama angkot tersebut mulai berjalan menuju Situ Gunung. Kira-kira butuh waktu sekitar satu jam sampai saya tiba di pintu gerbang Situ Gunung.

Untuk masuk, pengunjung diharuskan membayar karcis masuk seharga Rp. 6000, dan persis di depan pintu masuk terbentang 2 jalan yang harus Anda pilih. Jalan yang ke kiri adalah jalan yang menuju Situ Gunung, dan yang lurus adalah jalan menuju Curug Sawer.

Saya memilih untuk berjalan ke arah Curug Sawer terlebih dahulu.
Kurang lebih 1 jam saya menyusuri jalan yang semakin lama saya rasakan semakin berat medannya. Rasa lelah mulai saya rasakan, nafas yang semakin memburu, dibebani pula oleh betis yang serasa semakin berat :(
(maklum, setahun ini saya tidak pernah melakukan olahraga,membuat fisik saya begitu gampang terkuras).
Jalan semakin menyempit, menurun, dan naik lagi. Benar-benar membuat saya seperti ingin berhenti saja.

Alhamdulillah, ketika saya merasa putus asa, saya sampai di papan petunjuk yang memberikan informasi bahwa Curug yang saya tuju sudah tidak jauh lagi letaknya. Semangat saya datang lagi, dan rasa lelah serta sedikit putus asa yang sempat menghinggapi saya luntur seketika.

Papan Petunjuk Yang Bikin Semangat Lagi :D
Beberapa menit berjalan melalui jalur yang menurun, akhir telinga saya berhasil menangkap suara gemuruh air terjun. Wow, luar biasa, saya semakin bersemangat. Dan Akhirnya benar-benar sampai di pintu Gerbang Curug Sawer :D

Senang sekali rasanya, beristirahat sejenak di pos masuk yang tidak ada orangnya (sedang eek ternyata :p  ), saya buka tas perbekalan saya untuk minum dan merokok. Macam Koboi lah rasanya :D

Maknyus!!!


Pintu Masuk Curug Sawer
Selesai beristirahat, saya langsung menuju Curug yang letaknya sudah sangat dekat. Saya hampir memutuskan untuk membuka kaos yang saya kenakan, bersiap untuk langsung nyemplung dan berenang di bawah air terjun tersebut. Namun si Penjaga Pos yang baru keluar dari MCK mengingatkan saya untuk tidak berenang jika saya tidak sanggup berenang karena kolam di Curug Sawer dapat dikatakan lumayan dalam.

Wew, saya ingat saya tidak bisa berenang :(
Beruntunglah saya karena si mas tersebut mengingatkan hal tersebut. Jika tidak, hmmm... Tamatlah riwayat saya


Akhirnya Saya Hanya Berani Main Air disini :p
Akhirnya saya ngobrol-ngobrol dengan si mas penjaga, sambil menikmati keindahan Curug Sawer yang hari itu begitu sepi karena hanya ada kami berdua (Romantis boi :D, sayang sama2 cowo, jadi ngga ada romantis-romantisnya :(  ), makan makanan yang saya beli di pangkalan Angkot merah, lalu Photo-Photo mengabadikan kenangan yang kelak akan saya ceritakan kepada anak dan cucu saya.

Si mas penjaga tersebut mengatakan bahwa lokasi ini hanya ramai di hari libur saja, dan saya bersyukur karena saya datang tidak dihari libu Sehingga saya dapat menikmati ketenangan yang saya cari.


Suasananya sendiri terasa begitu sejuk, dan sangat hijau. Jauh berbeda dengan suasana yang telah menghiasi hidup saya yang sedari kecil tinggal di Kota - yang katanya - Metropolitan bernama Jakarta. Suasana tersebut jelas membuat saya ingin berlama-lama berada disana. Namun mengingat saya juga ingin mengunjungi Danau (Situ) Gunung,akhirnya setelah kurang lebih satu jam puas bermain air, dan mengambil gambar dengan kamera saku, saya berpamitan ke si mas penjaga.

Untuk menuju Danau Situ Gunung, Saya harus menyusuri lagi jalur yang telah saya tempuh sebelumnya.  Sebetulnya, menurut info yang saya baca, Saya bisa ke Danau tanpa harus melalui Jalur yang telah saya lewati (kembali Ke Pintu Gerbang Awal), namun karena saya tidak ingin mengambil resiko (Saat itu Kabut turun dan mengganggu jarak pandang) saya memilih untuk ambil jalur aman saja.

Bersambung

3 komentar:

Anonim mengatakan...

oooom... kemarin kita abis dari situ gunung menelusuri postingan oom~

dion pangestu mengatakan...

om kalau camping kesana bawaa motor ada tempat parkir amanya ga,,,??? thanks

tri nursanto mengatakan...

bayar angkotnya berapa om?

Posting Komentar